(Kiri-kanan) Moderator, Yahya Djanggola, Michelle Arsjad, Anang Nugroho, Amri Ilmma, peluang sektor pangan menjadi kesempatan besar bagi perusahaan rintisan - Edufarmers

Dalam merayakan Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 September 2022, Edufarmers berinisiatif mengadakan talkshow bertema “Ketahanan Pangan Demi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat dan Petani”.

 

Acara ini bertujuan mengupayakan peningkatan ketahanan pangan dan memperkenalkan inisiatif Edufarmers dalam mengimplementasikan berbagai program untuk memberdayakan petani lokal dan memotivasi pemuda agar tetap semangat memajukan pertanian Indonesia.

 

Sobat Visioner, Edufarmers merupakan yayasan yang bergerak di sektor pertanian dan teknologi. Organisasi ini didirikan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan mata pencaharian petani kecil di Indonesia.

 

Yahja Djanggola, CEO Edufarmers mengatakan, selain untuk menyambung silaturahmi dengan media nasional, acara ini juga bertujuan untuk menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

 

“Kami harap dari diskusi ini semakin banyak yang terinsiprasi dan banyak inisiatif-inisiatif yang tercipta agar tercapainya ketahanan pangan dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan petani Indonesia,” ujarnya membuka talkshow dan media gathering di Jakarta, Rabu (28/9).

 

Perlu Sobat Visioner ketahui, problematika ketersediaan pangan seperti kelangkaan bahan pokok pangan menjadi persoalan besar. Hal tersebut berkaitan dengan masalah  isu ketahanan pangan nasional maupun global.

 

Menurut data Global Food Security Index (GFSI), ketahanan pangan Indonesia pada 2021 melemah dibanding tahun sebelumnya. GFSI mencatat, skor indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2020 mencapai level 61,4. Namun, pada 2021 indeksnya turun menjadi 59,2. Indeks tersebut artinya ketahanan pangan Indonesia tahun 2021 berada di peringkat ke-69 dari 113 Negara.

 

Pemerintah terus melakukan upaya penurunan angka kerentanan pangan dengan strategi pembangunan pangan dan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa strategi tersebut di antaranya seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, dan gerakan tiga kali ekspor.

 

Hal ini dikuatkan kembali oleh Presiden Joko Widodo di acara BUMN Startup Day yang dilaksanakan pada 26 – 28 September 2022 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten. Presiden Jokowi mengatakan, urusan pangan ke depan akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh Teknologi.

 

Pada saat ini perusahaan rintisan masih didominasi oleh fintech sebanyak 23% dan ritel 14%. Sehingga, peluang sektor pangan menjadi kesempatan besar bagi perusahaan rintisan lantaran market dan potensi pasar yang sangat besar di Indonesia.

 

Amri Ilmma, Chief Operating Officer Edufarmers menyatakan, tantangan di industri pertanian masih banyak sekali lo, Sobat.

 

“Saat ini fokus Edufarmers adalah produksi. Memikirkan langkah-langkah inisiatif yang bisa menyelesaikan permasalahan produksi ke petani dan peternak melalui pendampingan dan pelatihan sehingga bisa meningkatkan produktivitas lahan dan kandang,” ucap Amri.

 

Kedua, sambugnya, fokus  Edufarmers meningkatkan kualitas produk tani. “Namun, perlu kerja sama dari multi stakeholder untuk mengapresiasi hasil produk tani lebih baik. Seperti memberikan nilai beli yang berbeda Untuk produk dengan kualitas grade A,” jelasnya.

 

Di sisi pemerintah, Anang Nugroho, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjelaskan, saat ini tugas pemerintah adalah untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui pendekatan sustainability, health, dan inclusivity.

 

Bersama dengan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Kementerian Pertanian, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengakomodir Ketahanan pangan. “Ke depannya pemerintah sangat mendorong masyarakat untuk menerapkan pertanian konservasi. Yaitu, pertanian yang tidak memberikan gangguan pada lahan,” ujar Anang.

 

Dari sisi pelaku usaha startup, Michelle Arsjad selaku Vice President of Growth and Marketing Segari menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menjaga kesegaran komoditas pangan.

 

“Sebagai swasta, Segari berkomitmen untuk mengambil hasil pertanian Petani lokal. Akan tetapi, beberapa dari hasil pertanian tersebut tidak masuk dalam kategori grade A. sehingga, Segari berinisiatif untuk mengedukasi petani agar dapat meningkatkan Kualitas hasil pertaniannya,” terangnya.

 

Dalam kegiatan yang diikuti sebanyak kurang lebih 12 media dan mahasiswa binaan program Edufarmers dengan total 50 peserta, menjadi bukti keseriusan Edufarmers untuk memberikan Sumbangsih terhadap ketahanan pangan nasional demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan petani.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here