Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan. Pertanian tidak hanya sebatas komoditas beras, jagung, singkong, atau kopi. “Akan tetapi, banyak turunan yang bisa dihasilkan dari satu komoditas. Kalau begitu, pelajari itu,” Mentan Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam kuliah umum di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Sumut.
Mentan memaparkan peran generasi milenial untuk pembangunan pertanian di masa depan. Ia menjelaskan, 3 syarat yang perlu diperhatikan para generasi muda dalam pembangunan pertanian.
Yaitu, Frame Academic Intelectual yang diisi dengan ilmu pertanian. Kedua, managemen agenda untuk meningkatkan kapasitas dan menambah literasi. Ketiga, perilaku yang baik dan berkarakter.
SYL menjelaskan, “Frame academic intelectual tidak terbatas lagi sekarang karena dunia terbuka dengan pertumbuhan teknologi dan informatika yang semakin canggih. Bahkan, sekarang orang bisa belajar hanya melalui gadget-nya. Jadi, modal yang paling penting yang harus dimiliki yakni kemauan dan semangatmu untuk maju.”
Di masa depan, ia juga meminta para generasi milenial membawa pertanian yang berdaya saing di dalam dan luar negeri, baik di sisi hulu maupun hilir dengan meningkatkan managemen pascapanen. Sehingga, kualitas produk bisa lebih bagus, menciptakan kemasan yang menarik dan menciptakan harga naik dengan akses pasar yang luas.
“Eramu besok tidak boleh kalah dengan anak- anak Eropa, tidak boleh kalah dengan anak-anak Amerika untuk membuat pertanian yang maju karena tidak ada lagi sekat di mana sains, riset, dan teknologi bisa diakses secara terbuka,” pesannya.
Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menegaskan hal yang sama. “Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP sangat fokus mencetak generasi milenial pertanian yang andal, kreatif, profesional, inovatif, dan unggul tentunya dalam penguasaan teknologi pertanian,” ujarnya.
Untuk mencetak generasi petani milenial yang andal dalam mewujudkan ketahanan pangan, Yuliana Kansrini, Direktur Polbangtan Medan menjelaskan, Polbangtan Medan terus berinovasi dengan proses pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang (PKL).
“Kita melakukan kegiatan PKL bidang agrjbisnis di berbagai perusahaan/DUDI bagi mahasiswa SM IV, PKL II (mahasiswa SM VI) di berbagai BPP dan Program Pendampingan Food Estate di Kab. Humbahas yang diintegrasikan dengan Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” terangnya.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat, Polbangtan telah bekerja sama dengan berbagai instansi diantaranya, kerja sama dengan Badan Otorita Danau Toba, Dinas Pertanian Kab. Toba, Dinas Pertanian Kab. Dairi, dan lainnya.
“Untuk mencetak lulusan yang qualified dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industry, dan dunia kerja yang memiliki karakter, maka Polbangtan Medan bekerja sama dengan stakeholder untuk menerapkan TEFA sebagai metode pembelajaran,” pungkasnya.