Hortikultura memegang peranan besar dalam paradigrma agribisnis. Menurut Prof. Bungaran Saragih, Guru Besar IPB University, subsektor hortikultura paling mudah untuk mempraktikkan paradigma baru dunia agribisnis.

 

Dalam memajukan agribisnis, memajukan sisi on farm saja belum cukup. On farm mesti direncanakan dengan baik bersama dengan hilirnya, bahkan harus membidik langsung siapa para konsumennya.

 

Dalam membicarakan Good Agricultural & Agribusiness Practices, kebutuhan on farm seperti bibit serta suplai bahan penunjang berupa pupuk dan pestisida, tidak bisa disepelekan.

 

Bungaran berujar, salah satu nutrisi yang dibutuhkan tanaman hortikulura namun sedang langka adalah pupuk KCl (kalium klorida). Memang selama ini Indonesia masih belum memproduksi dan terpaksa bergantung pada impor.

 

Kendati begitu, hanya beberapa negara yang mampu memproduksi pupuk KCl dan harganya relait tinggi. “Berbeda dengan urea dan fosfar yang jumlahnya berlimpah. Maka kita harus bijaksana menggunakan pupuk Kalium ini,” tandas Bungaran.

 

Ia mengingatkan, keberadaan pupuk KCl memang penting akan tetapi input yang lain juga tidak bisa dikesampingkan. Pempupukan berimbang sudah sering dibahas dari sisi komposisi, kuantitas, waktu penggunaan, dan lain-lain.

 

Menurut Menteri Pertanian era Megawati ini, pemupukan berimbang bukan hanya antara organik dan anorganik.

 

“KCl bukan tujuan tapi alat untuk meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga-bungaan. Komoditas hortikultura sangat penting bagi negara kita karena negara makin maju dan permintaan akan bertambah. Bukan hanya quantity tapi juga quality,” jelasnya.

 

Manfaat Pupuk KCl

Pupuk KCl juga sering disebut MOP (Muriate of Potash). Pupuk ini merupakan pupuk alami yang berasal dari potassium yang mengandung biji mineral sylvinite dengan kandugnan unsur kalium yang tinggi.

 

Maxim Bratchikov, Head of product promotion Uralkali, produsen KCl terbesar asal Rusia, menjelaskan, unsur K amat penting dalam produksi komoditas hortikultura, seperti melon, semangka, dan sayuran karena tanaman-tanaman ini mengonsumsi banyak K.

 

Maxim mengatakan, tanaman buah dan sayuran mengonsumsi 19% unsur K. Fungsinya untuk mendapatkan kualitas panen yang bagus.

 

Sebagai contoh, ia menyebut fungsi unsur K hara dalam tanaman memengaruhi pengaturan air dalam sel. Ketika pasokan K cukup dan air dalam tanah cukup, tanaman terlihat kaku dan kualitas produksi akan bagus. Hal ini lantaran KCl mentransprotasikan nutrisi ammonium acid ke dalam sel tanaman.

 

Fungsi lain KCl yakni meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, penyakit, serangga, dan stres lainnya. “Ketika suhu di luar tinggi, KCl juga membantu membuka atau menutupnya stomata. Sehingga tidak terjadi penguapan dan menjaga tanaman ketika suhu rendah,” bahas Maxim.

 

K adalah elemen kesehatan bagi tanaman. Maxim mengatakan, tanaman melon menyerap banyak K, hingga 300 kg/ha. Ini lebih besar ketimbang padi sebab di dalam melon mengandung banyak gula dan vitamin yang membutuhkan K. Sehingga ketika aplikasi K dalam kadar cukup, maka hasil produksinya akan bagus.

 

UralKali, tutur Maxin, banyak melakukan beberapa percobaan. Di Myanmar, percobaan di padi, naik 1 ton/ha. Di Zambia, Afrika, tanaman jagung lebih tinggi sehingga produksi jagung lebih tinggi dan kualitas lebih bagus.

 

Di Vietnam pada jeruk, kualitas jeruknya lebih besar produksi dan kualitasnya dalam warna dan rasa. Di Indonesia, pada padi dan bawang merah, menaikkan hasil produksi.

 

Tonthowi Jauhari, Petani melon Sweety Farm membenarkan hal ini. Berdasarkan pengalamannya, aplikasi kalium tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditahan atau diirit baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan. MOP digunakan mulai fase vegetatif dan terus-menerus pada fase generatif.

 

Tonthowi menjabarkan, penggunaan kalium disesuaikan dengan umur tanaman dan tidak ingin berlebihan supaya tidak ada interaksi dengan hara yang lain. Oleh karena itu, pemberiannya bertahap dan terukur.

 

Aplikasi untuk melon dan semangka menyesuaikan dengan fase pertumbuhan diukur dari hari setelah tanam (HST). Pemupukan susulan pertama sampai keenam dengan kocoran. Kalium diberikan dari sumber NPK. Menjelang fase generatif baru diberikan KCl untuk mendorong pembungaan dan pembentukan buah.

 

“Sebab kalau K-nya tidak mencukupi, bunga-bunga calon buah ini gampang rontok. Kalaupun terbentuk buah, bentuk buahnya tidak akan sempurna dan biasanya akan rontok,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here