Pemerintah bertanggung jawab menjamin penyediaan produk hewan yang aman dan berkualitas - Ditjen PKH Kementan

Sobat AgriVisi, keamanan pangan produk unggas bebas residu antimikroba menjadi perhatian dunia. Pasalnya, residu antimikroba pada produk unggas bisa mengancam kesehatan manusia.

Karena itulah, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Food Agriculture Organization (FAO) dan Pemerintah Provinsi Lampung mempromosikan produk unggas (telur dan ayam) bebas residu antimikroba untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada puncak peringatan Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang dilaksanakan di Kota Metro, Lampung (24/11).

“Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin penyediaan produk hewan yang aman dan berkualitas, sebagai sumber konsumsi protein hewani bagi masyarakat”, ungkap Nasrullah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian dalam talkshow yang membahas konsumsi telur.

Resistensi antimikroba saat ini, ungkap Nasrullah, juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena bakteri resisten dapat menyebar melalui rantai makanan. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan FAO beberapa tahun terakhir berupaya mengajak berbagai pihak untuk peduli dan berperan dalam memerangi laju resistensi antimikroba (AMR) serta mempromosikan produk unggas yang aman dan berkualitas tinggi bagi masyarakat.

Sobat AgriVisi, pada kesempatan tersebut Nasrullah juga memberikan apresiasi atas pencapaian Provinsi Lampung dalam pencegahan AMR. “Kami apresiasi selama ini Provinsi Lampung  mempunyai komitmen yang kuat, termasuk dari asosiasi dan peternak unggas di provinsi ini untuk memerangi resistensi antimikroba melalui berbagai upaya untuk menerapkan praktik-praktik yang baik dalam penyediaan produk hewan,” ungkap Nasrullah.

Sebagai informasi, pada tahun 2019 sebanyak empat belas (14) peternak telur di Lampung telah menerapkan biosekuriti 3 zona di peternakan mereka dan mendapatkan sertifikat higiene dan sanitasi makanan dari pemerintah atau Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

“Kita semua tentunya ingin masyarakat kita sehat semua. Apalagi, telur adalah sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan mudah diolah. Dan, tubuh kita membutuhkan protein yang cukup untuk menjadi sehat,” kata Nasrullah.

Oleh karena itu, Dirjen pun menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi telur yang aman dan berkualitas untuk dikonsumsi.

Sebagai bagian dari peringatan WAAW tahun ini, serangkaian acara juga digelar untuk mempertegas dan mendukung komitmen Indonesia dalam memerangi AMR. Mengawali WAAW tahun ini Kementan bekerja sama dengan FAO mengadakan seminar di Makassar, Sulawesi Selatan (19/11) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bertindak dalam pencegahan AMR pada peternakan unggas.

Sobat AgriVisi, Nasrullah menilai, peternak adalah pemain kunci dalam mengurangi resistensi antimikroba. Sehingga, deklarasi bersama yang ditandatangani oleh peternak unggas, asosiasi, akademisi, dan pemerintah daerah Makassar diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan.

Ia pun mendorong peternak skala kecil untuk meningkatkan kebersihan dan biosekuriti peternakan agar mendapatkan sertifikasi NKV sehingga dapat menghasilkan produk unggas yang berkualitas.

Selanjutnya, deklarasi sektor swasta pun dilakukan di Jakarta (22/11) untuk bersama-sama mencegah AMR. Deklarasi tersebut menyoroti beberapa poin komitmen untuk melaksanakan upaya pencegahan AMR oleh industri perunggasan dan obat hewan.

Nasrullah mengatakan, ke depan pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan multipihak untuk mendorong investasi dalam inovasi alternatif antimikroba, akses vaksin yang lebih merata, dan pengawasan yang lebih baik, seperti yang digaungkan dalam pertemuan menteri kesehatan tentang AMR di forum G20.

“Dengan bekerja sama, Indonesia akan melindungi sistem pangan, mata pencaharian, dan ekonomi dengan lebih baik dari kekuatan destabilisasi yang disebabkan oleh AMR,” tandasnya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here