Pemerintah terus melakukan intervensi untuk menstabilkan harga pakan yang meningkat dan harga telur yang menurun. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengeluarkan kebijakan berupa bantuan kirim jagung bagi peternak guna memenuhi pasokan jagung pakan bagi peternak mandiri, salah satunya peternak di Blitar, Jawa Timur.
Rofi, peternak dari Kelompok Ternak Layer Mandiri Blitar mengatakan, peternak sudah menerima jagung kiriman Mentan SYL. “Jagung ini akan kami manfaatkan untuk pakan ternak ayam kami di wilayah Blitar. Terima kasih Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian bantuan ini sangat membantu peternak di wilayah Blitar,” ungkapnya (20/9).
Rofi menegaskan, tetap akan mengutamakan bahan baku pakan dalam negeri, yakni jagung yang diproduksi petani dalam negeri. Adanya kerja sama dengan petani jagung di Sumenep, Bojonegoro, Blitar, dan Lamongan dengan peternak Blitar yang dilakukan Kementan sangat membantu menjamin pasokan jagung sebagai bahan baku pakan.
“Kami saat dipanggil Pak Jokowi di istana menyampaikan bagaimana mencari jalan keluar agar telur bisa terserap. Harga telur ditekan kekuatan harga pasar. Kami tidak akan menekan petani. Jika harga pakan naik maka kami berharap pada kebijakan pemerintah yang imbang buat petani dan peternak,” terangnya.
Ia menambahkan, peternak bisa menyelesaikan kesepakatan harga dengan kemitraan petani jagung. Asalkan, pabrik pakan dan pedagang jagung bersama-sama peternak menjaga harga pakan dan harga jagung, membeli dengan harga yang wajar.
Rofi menilai, sumber masalah harga jagung ada pada pasar pakan. Ada dominasi pabrik terhadap pasar pakan, mempunyai stok jagung, dan itu bisa mempengaruhi harga jagung.
“Solusinya masalah hubungan antara peternak yang besar dengan kecil supaya take and give, tidak saling mematikan. Ingin kami adalah petani jagung menikmati untung, peternak untung, pabrik juga untung, dan konsumen juga enak. Semua seimbanglah,” tandas Rofi.
Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar mengungkap hal serupa. Ia berterima kasih karena mendapatkan distribusi jagung yang pendistribusian dibiayai Kementan. Jagung pun sudah disalurkan ke para peternak. “Hari ini datang 100 ton di dua titik. Kami menunggu pengiriman berikutnya, sekali lagi terima kasih,” ujarnya.
“Solusinya masalah hubungan antara peternak yang besar dengan kecil supaya take and give, tidak saling mematikan.”
Petani Jagung
Untuk menjamin pasokan jagung bagi peternak mandiri, Suprans, petani jagung di Blitar berharap produksi petani dapat ditampung semua sehingga tidak ada lagi masalah kelangkaan stok jagung untuk pakan. “Kalau perlu penambahan lagi kami akan dukung. Kami perlu pipanisasi untuk pengairan supaya petani bisa tanam jagung untuk cukupi kebutuhan peternak yang lebih banyak,” ujarnya.
Selain bantuan jagung, Ditjen Tanaman Pangan Kementan juga menggelar penandatanganan perjanjian kerja sama antara petani jagung dan peternak layer mandiri pada Sabtu (19/9). Kerja sama ini melibatkan petani di Sumenep, Bojonegoro, Blitar, dan Lamongan dengan peternak Blitar agar pendistribusian jagung ke peternak layer mandiri benar-benar terjamin. Kerja sama berlaku hingga 31 Desember 2022 dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
Dalam pertemuan itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, surplus jagung di Jatim sebesar 3,9 juta ton. Perkembangan jagung di Jatim berdasar realisasi luas panen mencapai 1,061 juta ha dengan potensi hasil 5,88 juta ton pipilan kering.
“Kalau hitungan kebutuhan pakan ternak 3,6 juta ton, maka produksi jagung Jatim bisa dikatakan mampu memenuhi. Memang setiap tahun terjadi permintaan jagung baik pakan maupun pangan sehingga perlu petani jagung dan peternak duduk bersama mengatasi solusi harga pakan ternak,” urainya.
Hadi meyakinkan, produksi jagung di Jatim lebih dari cukup. Ini berdasarkan data sesuai laporan tiap kabupaten tentang kondisi panen jagung. Tanam jagung akan dimulai pada Oktober dan Dinas Pertanian kabupaten akan terus melaporkan data panen jagung secara mingguan.