Setelah sukses di Tenggamus, Lampung, pengembangan produk pisang Cavendish oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berlanjut ke wilayah Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh.

 

“Ini merupakan suatu bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui kolaborasi berbagai pihak,” ungkap MenKopUKM, Teten Masduki usai peluncuran penanaman pisang Cavendish dalam rangka akselerasi pengembangan korporatisasi petani melalui koperasi di kawasan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

 

Berkolaborasi dengan petani dan koperasi, PT Great Giant Pineapple (GGP) berperan sebagai off taker. Selain Lampung, GGP juga sudah membuka lahan di 8 wilayah lain. Sekarang ada di Kabupaten Bener Meriah.

 

Teten menyebut, kolaborasi lintas Kementerian yang direplikasi di tingkat dinas, menjadi kunci terbangunnya korporasi petani dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

 

Kemitraan dengan GGP berperan sebagai off taker (penjamin pasar), sekaligus melakukan penyediaan bibit, pendampingan, pengemasan, grading sampai pada pengiriman ke pasar ekspor.

 

Untuk memenuhi standar ekspor maka kemitraan koperasi dengan GGP menjadi penting. Bukan hanya dari proses pembudidayaan pisang Cavendish, namun sampai pada pemenuhan sertifikasi ekspor.

 

“Seperti komoditas pisang, terdapat 21 sertifikat ekspor yang sudah diurus PT GGP sehingga bisa masuk sampai ke pasar Eropa dan Amerika,” jelas Teten.

 

Untuk itu, ia terus mengajak para petani di berbagai daerah untuk melakukan konsolidasi lahan dan SDM dalam wadah koperasi. Karena selain untuk mencapai skala ekonomis, jangan biarkan para petani bekerja sendiri-sendiri.

 

“Koperasi yang berhadapan dengan buyer (pembeli) sehingga harga tidak dipermainkan pasar. Dan, para petani memiliki kepastian pasar dan stabilitas harga karena koperasi yang berperan sebagai off taker pertama,” jelasnya.

 

Untuk itu, Koperasi Ara Cahayani Gayo (ACG) dapat berperan sebagai konsolidator sekaligus agregator dari hasil panen yang akan diproduksi. Koperasi ACG ini sudah memperluas pengelolaan komoditas utama kopi sampai ke pisang.

 

Wakil Bupati Bener Meriah, Dailami mengatakan, pemanfaatan lahan pisang Cavendish sangat potensial untuk dikembangkan ke pasar ekspor. “Setelah lahan 3,5 hektar dan 12 hektar, ditargetkan pengembangan selanjutnya ada di lahan seluas 300 hektar dan bekerja sama dengan PT Great Giant Pineapple,” ujarnya.

 

Manfaat yang dirasakan petani di Bener Meriah di antaranya menerima bibit pisang sebanyak 2.000 batang dari GGP. Tak hanya itu, lanjut Dailami, di Bener Meriah juga bisa dikembangkan pertanian minyak nilam dengan lahan yang tersedia sekitar 1.000 hektar.

 

Kawasan Berikat Holtikultura

Dalam kesempatan yang sama, Welly Sugiono, Direktur GGP menyebutkan bahwa penanaman pisang Cavendish di Pintu Rime Gayo merupakan langkah lanjutan dari lahan sebelumnya seluas 3,5 hektar di Bener Meriah.

 

“Hasilnya, pada produksi 2021 mampu menghasilkan 4.950 boks dengan masing-masing boks seberat 13 kg. Jadi, total pisang Cavendish yang dihasilkan sebanyak 65 ton dengan kualitas luar biasa bagus,” papar Welly.

 

Ke depan, lahan pisang Cavendish akan dikembangkan bersama koperasi dengan luas lahan 12 hektar. “Dalam 11 bulan sudah bisa dipanen,” imbuhnya.

 

Welly berharap, langkah tersebut akan menjadikannya sebagai kawasan berikat holtikultura pertama di Bener Meriah. Bahkan, tidak hanya akan ditanami pisang dan kopi saja, melainkan buah-buahan tropikal lainnya seperti alpukat, jengkol, dan lain-lain.

 

Dengan pola kemitraan seperti ini, Welly mengatakan, petani mempunyai akses pupuk, insektisida, dan sebagainya tanpa subsidi pemerintah. “Saya berharap kerja sama dengan pemerintah, termasuk pemda, bisa lebih baik,” kata Welly.

 

Ia pun menekankan bahwa kemitraan ini memiliki fokus utama terciptanya pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Dengan memiliki tanah yang subur, UMKM di sana pun akan turut berkembang.

 

“Saya juga berharap, nantinya ekspor buah-buahan tropik akan berasal dari Aceh, bukan dari daerah lain,” pungkas Welly.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here