Petrokimia Gresik kembali menjadi pelopor teknologi pemupukan di Tanah Air melalui peresmian pabrik NPK Phonska Alam berkapasitas 10 ribu ton/tahun di Gresik, Jawa Timur, Minggu (17/7). Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, ini merupakan pabrik pupuk NPK organik pertama di Indonesia.

 

Pabrik ini hadir karena adanya kebutuhan pupuk dengan kandungan N, P, dan K yang terstandar dan bermutu bagi pertanian organik di Indonesia. Data Aliansi Organis Indonesia (AOI) menyebut, terdapat 251.630 hektar (ha) lahan pertanian organik di Indonesia yang merupakan pasar besar bagi Phonska Alam.

 

“Pada tahun 2000 Petrokimia Gresik menjadi pionir pupuk majemuk di Indonesia, bahkan kini menjadi kiblat teknologi pupuk NPK di Tanah Air. Semangat itu kembali kami hadirkan melalui kelahiran Phonska Alam guna mendukung pertanian organik dan terwujudnya sustainable agriculuture (pertanian berkelanjutan),” ujar Dwi Satriyo.

 

Pupuk Phonska Alam diproduksi dengan menggunakan bahan baku sumber N, P, dan K yang berasal dari mineral alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Sehingga, dipastikan sesuai untuk pertanian organik di Indonesia.

 

Bahkan, pupuk ini sudah memiliki tanda logo “Organik Indonesia” sebagai wujud perlindungan atau jaminan bagi konsumen atas kualitas Phonska Alam.

 

“Jika selama ini petani organik menggunakan cara-cara konvensional untuk memberikan unsur hara N, P, dan K pada tanaman, misal memanfaatkan air cucian beras, pohon pisang, sabut kelapa atau lainnya. Sekarang kami menawarkan cara yang lebih efektif, efesien dan terukur atau terstandarisasi melalui Phonska Alam,” ujar Dwi Satriyo.

 

Aplikasinya dalam satu hektar pertanian organik, idealnya membutuhkan 20 ton pupuk kandang. Sedangkan, menggunakan Phonska Alam cukup membutuhkan sekitar 1,3 ton, karena 600 kg pupuk Phonska Alam kandungannya setara 9 ton pupuk kandang.

 

“Dalam budidaya pertanian organic, pupuk kandang tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan karbon tanaman atau C/N ratio jadi penggunaannya harus dikombinasikan,” tandas Dwi Satriyo.

 

Hasil demonstration plot (demplot) di beberapa daerah di Indonesia, pupuk Phonska Alam terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian pada sejumlah tanaman. Misalnya, pada tanaman padi di Jawa Timur, penggunaan Phonska Alam berhasil meningkatkan hasil panen sebesar 8,24 ton/ha atau meningkat 10 persen dibandingkan kebiasaan petani sebelumnya yang hanya 7,43 ton/ha.

 

“Melalui sejumlah demplot dan promosi yang telah kami lakukan di Pulau Jawa dan Bali, animo dari petani organik sangat baik dalam menyambut produk Phonska Alam ini. Produk ini akan melengkapi pupuk organik granul Petroganik,” jelasnya.

 

Turut menyaksikan peresmian operasional pabrik Phonska Alam, Komisaris Utama Petrokimia Gresik, Nugroho Purwanto menyampaikan, produk baru ini merupakan hasil pemanfaatan teknologi yang dimiliki Petrokimia Gresik untuk memberikan solusi baru. Karena itu, ia berharap perusahaan terus mengoptimalkan teknologi untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

 

“Petrokimia Gresik selalu melahirkan produk inovatif, termasuk Phonska Alam bagi teknologi pertanian organik. Saya berharap produk-produk baru perusahaan ke depan, bisa menjadi pilihan petani,” tegasnya.

 

Ke depan, Dwi Satriyo menambahkan, pihaknya akan meningkatan kapasitas produksi dan memperluas pasar dengan masuk ke sistem pertanian organik tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

 

“Seiring dengan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan, permintaan komoditas pangan dengan cara budidaya organik menjadi tinggi. Ini merupakan upaya kami untuk menjaga ketahanan pangan dengan menyiapkan produk inovatif sesuai dengan kebutuhan petani dan masyarakat,” ujarnya.

 

Panen Bersama

Usai meresmikan Pabrik Phonska Alam, Dwi Satriyo melakukan panen bersama tanaman hasil uji aplikasi produk-produk pupuk baru Petrokimia Gresik di area Buncob. Tanaman yang dipanen antara lain melon, cabai besar, cabai rawit, terong, labu botol, kabocha, butternut, tomat, dan aneka sayuran lainnya.

 

Tanaman tersebut merupakan hasil uji aplikasi dari produk-produk yang akan dirilis Petrokimia Gresik pada tahun 2022, antara lain ZA Plus, Phosgreen, dan Petroganik Premium.

 

“Sebelum produk baru kami pasarkan, Petrokimia Gresik selalu melakukan uji aplikasi di Buncob dan program demonstration plot di beberapa daerah. Ini merupakan upaya perusahaan untuk menjamin kualitas produk-produknya. Dengan demikian, petani benar-benar mendapatkan produk yang teruji kualitasnya,” pungkas Dwi Satriyo.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here