Para petani di Jawa Timur telah merasakan manfaat Program Makmur dengan memanen benih kangkung. Kesuksesan program tersebut salah satunya ditandai dengan peningkatan hasil panen benih kangkung hingga 12 persen di lahan seluas 36,11 ha di Gresik, Kamis (16/9).

Adalah PT Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia yang terus memperluas manfaat program Makmur dengan mengawal budidaya benih kangkung pada 567 ha lahan di 5 kabupaten di Jawa Timur, termasuk Gresik.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan, selama pandemi Covid-19, peran sektor pertanian sebagai penyedia pangan sehat menjadi semakin penting dan strategis. Sehingga, kegiatan produksi pertanian termasuk komoditas hortikultura harus ditingkatkan.

“Untuk itu kami terus berupaya mengoptimalkan manfaat Program Makmur dengan menyasar lebih banyak komoditas. Tidak hanya komoditas pangan tapi juga komoditas hortikultura,” ujar Dwi Satriyo.

Selepas padi, tebu, jeruk, kentang, dan bawang merah, Program Makmur kali ini menyasar kangkung, sebagai komoditas hortikultura primadona petani Gresik. Jika selama ini banyak petani beranggapan kangkung bukanlah tanaman yang menguntungkan, tidak demikian dengan petani di Gresik.

Budidaya tanaman kangkung di Gresik diambil bijinya sebagai benih untuk diekspor. Perusahaan penampung mengirimkan benih itu ke berbagai negara, seperti Thailand, Filipina, India, hingga Jepang. Meski di tengah pandemi Covid-19, kuantum ekspor benih kangkung masih menembus 80 ton pada 2020.

 

Kolaborasi

Dwi Satrio menjelaskan, “Melalui Program Makmur, Petrokimia Gresik berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mewadahi petani kangkung agar mendapatkan jaminan permodalan, jaminan mutu hasil panen hingga jaminan pasar.”

Dari sisi pendanaan, BNI memberikan pinjaman modal hingga Rp800 miliar. Kemudian, Petrosida Gresik, anak perusahaan Petrokimia Gresik, berperan sebagai penyalur pupuk dan penanggulangan hama-penyakit, dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO) menjadi offtaker yang membeli hasil panen petani binaan.

Petrokimia Gresik berperan menyediakan layanan Mobil Uji Tanah untuk menganalisis lahan pertanian. Dengan begitu, petani bisa memperoleh rekomendasi pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.

“Kami merasa sangat diuntungkan karena kebutuhan petani sangat bisa terpenuhi. Untuk itu, kami berharap terus dibantu melalui Program Makmur untuk memakmurkan petani.”

Pemupukan kangkung di Program Makmur menggunakan pupuk subsidi dan pupuk nonsubsidi. Yaitu, NPK Phonska subsidi 200 kg/ha, NPK Phonska Plus 200 kg/ha, ZA nonsubsidi 200 kg/ha, SP-36 subsidi 100 kg/ha, dan pupuk organik Petroganik sebanyak 2 ton/ha.

Formula ini terbukti mampu mengangkat produktivitas benih kangkung di Gresik hingga 12 persen, dari sekitar 1,49 ton/ha menjadi 1,67 ton/ha. Omzet petani pun meningkat hingga 20-25 persen.

“Melalui Program Makmur, petani dapat memenuhi kekurangan kebutuhan pupuk bersubsidi karena keterbatasan alokasi yang tersedia untuk meningkatkan produktivitas hasil panen sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani,” ulas Dwi Satriyo.

Anang Ma’ruf, petani kangkung binaan EWINDO mengungkap, Program Makmur sangat berdampak positif baginya dan petani kangkung lainnya. “Kami merasa sangat diuntungkan karena kebutuhan petani sangat bisa terpenuhi. Untuk itu, kami berharap terus dibantu melalui Program Makmur untuk memakmurkan petani,” ujarnya.

Selain Gresik, program Makmur untuk benih kangkung kerja sama dengan EWINDO juga dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto seluas 37 ha, Jombang 50 ha, Lamongan 81 ha, dan Tuban 363 Ha.

Dwi Satriyo menegaskan, Program Makmur merupakan wujud visi Petrokimia Gresik sebagai perusahaan Solusi Agroindustri di bawah komando Pupuk Indonesia, serta terobosan dan strategi untuk meningkatkan produksi pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Ia berharap program dapat dijalankan di seluruh Indonesia dan menjadi solusi peningkatan produktivitas pertanian sekaligus mendongkrak kesejahteraan petani di berbagai daerah. “Komitmen ini akan terus kami tingkatkan dengan menyasar lebih banyak komoditas di berbagai daerah, agar manfaat Program Makmur dapat dirasakan lebih banyak petani di Indonesia,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here