Dr. H.E. Herman Khaeron kembali terpilih menjadi Ketua Umum Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) periode 2022-2027. Anggota dewan dari Partai Demokrat ini terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Nasional (Munas) MPPI di Jakarta, 12-13 Agustus 2022, setelah sebelumnya memimpin MPPI periode 2017-2022.
Sebagai sebuah forum, Herman berharap MPPI menjadi pengikat untuk berdiskusi, melahirkan ide dan gagasan, bahkan menampung curahan hati seluruh pihak di dunia perbenihan dan perbibitan tanah air. “Jadi sebagai organisasi naungan, harusnya MPPI menjadi organisasi pejuangan, baik sektor perbenihan maupun pertanian. Bahkan menjadi wadah yang melahirkan solusi bagi bangsa,” katanya, Jumat (12/8).
Kehadiran MPPI diharapkan menjadi perekat pelaku di dunia perbenihan dan perbibitan dalam negeri. Bukan hanya bagi industrinya tapi juga pemerintah dan lembaga penelitian di perguruan tinggi, bersatu meningkatkan produksi pangan.
Herman mengingatkan, kelahiran MPPI jangan menjadi pesaing dengan organisasi lain yang bergerak dalam dunia perbenihan dan perbibitan. Jika selama ini MPPI hanya menampung pelaku usaha di industri perbenihan, maka ke depan Anggota Komisi VI DPR RI ini akan merangkul kalangan peneliti di perguruan tinggi.
“Sebagai forum, MPPI ke depan tidak perlu terstruktur ke bawah di daerah tapi yang perlu digandeng sekarang adalah perguruan tinggi. Dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi kekuatan masyarakat perbenihan. Bahkan, menjadi lembaga yang menggodok berbagai persoalan dalam perbenihan dan perbibitan,” tuturnya.
Kepada industri perbenihan dalam negeri, ia berharap agar terus berinovasi menghasilkan varietas unggul baru untuk mengonversi benih yang selama ini masih impor. Namun, di sisi lain ia juga meminta dukungan pemerintah kepada industri dalam negeri dalam bentuk regulasi. “Permudah izin pelepasan, jangan mempersulit industri benih,” tegasnya.
Dengan peran penting benih dan bibit dalam peningkatan produksi pangan, Herman menyesalkan ketika alokasi anggaran perbenihan senilai Rp1,5 triliun tidak ada lagi. Karena itu, ia berharap pemerintah kembali mengalokasikan bantuan benih dan bibit kepada petani/peternak. “Padahal ketika suasana bangsa kurang baik dengan adanya Covid-19, justru pelaku perbenihan dan perbibitan tetap jalan. Ini jadi spirit baru bagi dunia pertanian,” ujarnya.
Hal lain yang menjadi prioritas Herman ke depan adalah bagaimana MPPI bisa ekspansi bekerja sama dengan negara lain dan perguruan tinggi. Ia menilai, keberadaan perguruan tinggi dan kerja sama dengan luar negeri sangat strategis dalam pengembangan dunia perbenihan dan perbibitan Indonesia.