Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap hal ini saat meninjau kawasan food estate (lumbung pangan) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Dalam kunjungan ini, Menkomarves melakukan panen perdana kentang, bawang merah, dan bawang putih di Desa Ria Ria, Kecamatan Pollung dengan hasil di atas rerata nasional. Panen kentang sebanyak 15 ton/ha, bawang merah dan bawang putih masing-masing 5,8 ton/ha. Hasil ini mencapai rata-rata 75% dengan produktivitas nasional.
“Produksi tanam perdana komoditas kentang di atas rata-rata nasional, yaitu 15 ton/ha. Ini baru tanam pertama sehingga tanam kedua dan seterusnya hasil dipastikan lebih bagus,” kata Luhut, Selasa (23/3).
Panen dilakukan bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono yang sekaligus meninjau capaian dan target perluasan food estate. Selain itu, para menteri melakukan kick-off pembukaan lahan food estate di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Humbahas seluas 785 hektar.

Pemerintah memprioritaskan pengembangan food estate Humbahas sebagai lumbung pangan nasional yang dikelola secara integrasi hulu-hilir. Sehingga, produk yang dihasilkan bukan lagi pangan mentah tapi olahan bernilai tambah tinggi bagi petani, perekonomian daerah, dan negara.
Lahan food estate di Desa Ria Ria seluas 215 ha terdiri dari lahan kentang 50 ha, bawang merah 100 ha, bawang putih 50 ha, dan lahan demfarm (demo farm) budidaya seluas 15 ha. Kawasan food estate ini akan diperluas menjadi 2.500 ha di tahun 2021 dan pada 2024 ditargetkan seluas 20 ribu ha.
“Di tahun 2021 ini akan dilakukan pengembangan lahan food estate seluas 1.000 ha dan 1.500 ha dari land clearing (pembersihan lahan) bersama Kementerian PUPR. Dan, kita berharap tahun depan kita bisa kembangkan lahan hingga 3.000 – 4.000 ha. Kalau semua berjalan dengan baik, hingga tahun 2024 akan dibuka lahan seluas 20 ribu hektar,” jelas Luhut.
Sinergi
Luhut mengakui, pengembangan food estate bukan pekerjaan mudah tapi bisa dilakukan dengan baik melalui sinergi. Pemerintah pun menyiapkan off-taker (penjamin pasar) sehingga hasil panen akan terserap pasar.

Pengembangan food estate tidak hanya pada aspek produksi dan hilirisasi namun juga research center yang menghasilkan benih dengan varietas yang cocok untuk lahan food estate. Dengan begitu, food estate benar-benar dilakukan secara mandiri sebagai karya anak bangsa untuk memperkuat ketahanan pangan nasional bahkan ke depan memenuhi pangan negara-negara lainnya.
Rencananya, ungkap Mentan SYL memaparkan, program food estate hortikultura Humbahas mencakup luasan 30 ribu hektar hingga tahun 2023. Sebagai langkah awal, sejak 2020 dimulai kegiatan Super Prioritas Percontohan Klaster Terpadu 215 hektar, dilanjutkan 785 hektar di tahun ini sehingga menjadi 1.000 hektar.
Kementan menggandeng perguruan tinggi, swasta, dan mitra lainnya untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pengembangan food estate Humbahas dari hulu sampai hilir. Mendekatkan perbankan dan pasar sehingga petani tidak mengalami kesulitan permodalan dan pemasaran. Bahkan, ke depan melakukan hilirisasi dengan mendorong pembangunan industri olahan.
SYL menjelaskan, seluruh lahan yang digunakan berada dalam Area Penggunaan Lain (APL) dan tidak ada yang menyentuh kawasan hutan lindung. Komoditas hortikultura yang dikembangkan meliputi kentang, bawang merah, dan bawang putih, serta akan menambah jagung.
“Pemerintah bersama petani menjamin harga sehingga ada kepastian dan ketika panen tidak jatuh. Pemerintah kawal pengembangan food estate ini hingga dua tahun. Jika ini berhasil, kita akan bangun di daerah lain,” tandasnya.
Pada kunjungan ini dilakukan pula penandatangan MoU antara pemerintah, BUMN, swasta sekaligus off taker sebagai dasar kerja sama mewujudkan pengembangan food estate dengan model kemitraan yang saling menguntungkan.