Menjadi negara kepulauan terbesar dunia dengan luas daratan mencapai 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2, Indonesia belum mampu menggarap potensi perikanan secara optimal. Padahal, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2020, potensi ekonomi perikanan dan kelautan Indonesia mencapai US$1.388 miliar per tahun.
Sebagai upaya membangkitkan raksasa ekonomi yang tengah tertidur ini, Himpunan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (HAC IPB) menyelenggarakan kegiatan Festival Ikan Nusantara (FINA) 2021 yang bertujuan mengajak masyarakat Indonesia meningkatkan produksi dan konsumsi ikan sekaligus memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 21 November.
Ketua Pelaksana FINA 2021, Nelly Oswini menjelaskan, kegiatan ini merupakan program kerja HAC IPB yang kolaborasi dengan KKP serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. FINA 2021 yang mengangkat tema “Ikan, Masa Kini dan Masa Depan Kita” ini berlangsung pada 9-25 November 2021 secara hibrid.
Rangkaian acara FINA 2021 meliputi webinar perikanan dengan topik Peningkatan Konsumsi Ikan Lokal untuk Ketahanan Pangan; Kupas Tuntas Industri Udang Vaname di Aceh; dan Lawan Stunting dengan Gizi Ikan, peluncuran website FINA dan pameran virtual yang diikuti UMKM dan perusahaan swasta bidang perikanan dan nonperikanan, kegiatan Ayo Makan Ikan Sedunia secara luring dan daring, serta aneka lomba berupa lomba cover lagu “Ayo Makan Ikan”; lomba video kreasi olahan ikan; dan lomba cerita anak dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial.
Nelly mengungkap, perhelatan FINA 2021 bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang industri perikanan dan produk turunannya, mendorong masyarakat untuk lebih gemar mengkonsumsi ikan sebagai sumber gizi dalam mengatasi stunting.
Selanjutnya, mempercepat pertukaran informasi dan teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini yang adaptif dan inovatif baik dari dalam maupun luar negeri. Yang tidak kalah penting, menarik minat investor untuk memanfaatkan peluang berinvestasi dalam industri perikanan budidaya di Indonesia.
“Yang membedakan FINA 2021 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah acara diselenggarakan secara hibrid sehingga kegiatan pameran bisa diakses 24 jam secara global. Dengan demikian, para pengunjung memiliki waktu leluasa untuk mengikuti pameran dan para peserta bisa menjalin kerja sama dengan stakeholder perikanan dari seluruh dunia. Selain itu, pembuatan Road Map Makan Ikan yang berisi usulan rencana strategis untuk meningkatkan konsumsi ikan hingga 2045, bertepatan dengan Indonesia Emas atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Road Map Makan Ikan disusun tim ahli gabungan akademisi dan praktisi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Uju, MSi, Guru Besar FPIK IPB University. “Road Map ini akan diserahkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan pada hari puncak acara FINA 2021 tanggal 25 November 2021,” lanjutnya.
Pembukaan FINA 2021 secara ofline bertempat di Raiser Ikan Hias Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hadir memberikan sambutan dalam kegiatan pembukaan FINA 2021 yaitu Ketua HAC IPB, Hikmat Rusdi, Ketua HA IPB, Fathan Kamil, Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University, Arif Satria, Rektor IPB University, dan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Artati Widiarti.
Hikmat Rusdi, Ketua HAC IPB menyampaikan, FINA menjadi kegiatan tahunan himpunan alumni FPIK IPB. “Selayaknya alumni FPIK ikut serta mendukung kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan,” katanya.
Ketua HA IPB, Fathan Kamil mengatakan, Festival Ikan Nusantara merupakan kegiatan penting yang punya makna strategis sebagai komitmen mendorong penguatan ketahanan pangan nasional.
“Ikan bagian integral dari produksi pangan yang dihasilkan dari laut. Oleh karena itu kami terus mendorong agar kampanye ini berkelanjutan, agar kesadaran di masyarakat dalam mengonsumsi ikan terus berlanjut dan meningkat kebutuhannya dan didorong lebih jauh produksinya,” ungkapnya.
Guna memasyarakatkan budaya makan ikan, Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University mengatakan, perlu upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan ikan segar, ikan bermutu, mudah diperoleh, dan dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, diperlukan dukungan semua stakeholder terkait mewujudkan hal tersebut.
“Mari kita bangun budaya makan ikan, budaya penyedia ikan, budaya menciptakan mutu ikan, dan budaya melahirkan insan-insan yang sehat dan cerdas melalui Festival Ikan Nusantara tahun 2021. Hari ini akan mencatat momentum itu untuk membangkitkan raksasa ikan yang selama ini tertidur,” urainya dalam sambutan daring.
Rektor IPB University, Arif Satria mengulas, peningkatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia sangat ditentukan oleh pola konsumsi. Karena itu, kita harus terus meningkatkan konsumsi ikan per kapita agar kualitas SDM Indonesia benar-benar unggul, memiliki kecerdasan dan skil yang diperlukan untuk merespon masa depan.
“Sangat penting memikirkan jangka panjang SDM Indonesia. Kita berada dalam satu kondisi di mana ada mega disruption, climate change, revolusi industri 4.0, dan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kita harus menciptakan SDM yang benar-benar bisa merespon itu sebagai seorang pembelajar yang cepat, lincah dan andal,” terangnya.
Dengan fokus pada konsumsi makanan bergizi, khususnya ikan, Arif mengulas, dapat membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang unggul. “Kita pun dituntut untuk bisa terus menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Sumber daya ikan kita sangat-sangat beragam, sangat-sangat kaya, dan sangat penting sekali dikelola dengan lestari menggunakan prinsip-prinsip berkelanjutan dan bersifat inklusif yang artinya membuka akses bagi maysrakat untuk mengelola. Karena, kunci peningkatan konsumsi ikan per kapita bagaimana kita bisa meningkatkan dan menyediakan persediaan ikan untuk dikonsumsi,” ucapnya.
Industri pengolahan juga berperan andil menyajikan ikan dalam aneka bentuk yang sehat, cepat saji, dan nyaman untuk konsumen. “Kita tidak perlu mempertenangkan produk ikan beku, fresh (segar), atau olahan. Semua penting untuk dikonsumsi. Tugas kita bagaimana menyediakan ikan-ikan dalam bentuk hidup, segar, beku, asin, kaleng, dan aneka proses lainnya,” terang Arif.
Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Artati Widiarti, potensi lestari sumber daya ikan nasional sebesar 12,54 juta ton/tahun dari perikanan umum dan laut, belum termasuk perikanan budidaya. “Kelimpahan sumber daya ikan ini dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta menjadi sumber pangan dan gizi nasional,” ujarnya pada pembukaan FINA 2021 secara online, Selasa (9/11).
Pada kesempatan ini, Dirjen memberikan apresiasi atas dukungan HAC IPB dalam program peningkatan konsumsi ikan. “Saya menyampaikan apreasiasi terhadap upaya dari para akademisi, khususnya Himpunan Alumni FPIK Institut Pertanian Bogor (HAC IPB) yang telah mendukung peningkatan konsumsi ikan melalui promosi UMKM perikanan, kampanye makan ikan, dan edukasi pada Festival Ikan Nusantara. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi kita semua,” pungkasnya.