Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menggelar kunjungan kerja ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta bersama perwakilan DPR RI hingga pemerintah pusat dan daerah.
Apa yang sedang terjadi hingga semua pihak dalam bidang pangan terjun ke pasar ya Sobat AgriVisi?
Ternyata, hal tersebut dilakukan dalam rangka memonitor ketersediaan dan stabilisasi harga beras di tengah pengendalian inflasi dan peningkatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi mengatakan, kunjungan bertujuan memantau langsung kondisi ketersediaan dan harga beras di pedagang pasar. Hadir dalam kunjungan yaitu Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin; Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan; Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi; Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi; serta Satuan Tugas Pangan Polri, BULOG, ID FOOD, dan Dinas Pemprov DKI Jakarta.
“Dalam kesempatan ini mengajak kementerian dan lembaga terkait untuk sama-sama melihat kondisi persediaan dan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang, mengingat Pasar Induk Cipinang merupakan indikator ketersediaan dan stabilisasi harga beras nasional,” ujarnya, Senin (3/10).
Menurut Arief, berdasarkan data NFA pada periode Juli sampai dengan September 2022, harga beras di PIBC terpantau mengalami kenaikan. Harga rata-rata beras medium per 30 September Rp9.834/kg atau sudah melebihi harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp9.450/kg.
Harga beras tersebut meningkat karena naiknya biaya budidaya hingga distribusi. Untuk itu, perlu respon cepat dan penanganan bersama seluruh stakeholder agar di bulan Oktober harga beras di tingkat konsumen dapat kembali turun sesuai HET.
Sobat AgriVisi, Arief melanjutkan, upaya untuk menstabilkan harga beras adalah dengan meningkatkan pelaksanaan operasi pasar (OP) atau program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) melalui Perum BULOG.
KPSH merupakan bentuk intervensi pemerintah dengan menyalurkan stok beras pemerintah kepada pedagang atau konsumen dengan harga terjangkau di bawah HET. Dalam program KPSH di PIBC misalnya, stok beras pemerintah melalui BULOG disalurkan kepada pedagang kemudian didistribusikan ke konsumen dengan harga Rp8.900 per kg untuk beras medium.
Tidak hanya itu Sobat AgriVisi, peningkatan CBP juga terus didorong melalui peningkatan stok beras BULOG. Menurut Arief, stok CBP di gudang BULOG saat ini sekitar 800 ribu ton.
Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan melalui aksi penyerapan. Dalam minggu ini, NFA bersama BULOG akan ke Sulawesi Selatan untuk menyerap gabah petani.
“Kita harus top up stoknya BULOG sampai dengan 1,2 juta ton. Jadi nanti berapapun yang diminta pedagang pasar, kita harus dipenuhi. Di PIBC sendiri ada permintaan 3.000 ton per minggu. Ini harus kita siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27 persen terhadap nasional,” urainya.
Adapun volume pendistribusian beras melaui KPSH yang dilaksanakan BULOG sampai dengan bulan September lalu telah terealisasi sekitar 200 ribu ton. Sedangkan untuk KPSH di PIBC, sementara ini telah disiapkan sampai 70 ribu ton untuk pelaksanaan sampai Februari 2023.
Batch pertama pendistribusian sebanyak 300 ton mulai hari ini, 3 Oktober 2022. Tujuannya, untuk memastikan program stabilisasi harga berjalan tepat sasaran.
Arief meminta, seluruh pedagang mendistribusikan beras KPSH wajib menjual beras medium di bawah HET. “Penyaluran KPSH kepada pedagang PIBC juga melibatkan BUMD pangan DKI Jakarta yaitu Food Station serta asosiasi Perpadi. Program ini turut didukung Kemendag, Kementan, Satgas Pangan Polri, Pemprov DKI, dan Bulog. Hal ini menunjukan soliditas kolaborasi antar stakeholder untuk menjaga ketahanan pangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah memiliki perhatian serius terhadap perkembangan harga beras mengingat pengaruh beras terhadap inflasi relatif tinggi, yaitu sebesar 3,33 persen. Oleh karena itu, langkah yang sudah dilakukan di antaranya memenuhi permintaan pasokan beras bagi para pedagang di seluruh pasar yang ada di Indonesia, melalui BULOG.
Ia juga menghimbau peran aktif Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas harga dengan memberikan jaminan harga standar melalui subsidi apabila mulai ada tanda-tanda gejolak harga.
Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan, upaya turun bersama memantau kondisi pangan merupakan langkah yang baik untuk mengetahui apakah permasalahan itu terkait suplai, aksesibilitas, atau koordinasi. Ia memastikan, Kementerian Perhubungan berkomitmen mendukung pendistribusian pangan baik beras atau komoditas lainnya ke berbagai wilayah di tanah air melalui tol laut.
“Kita menyiapkan tol laut dan sifatnya relatif fleksibel. Setiap saat Pak Mendag atau Kepala Badan Pangan Nasional bila memerlukan rotasi kapal itu bisa dilakukan,” ujarnya.