Ekspor perdana 1.415 ekor ikan hias senilai USD790,5 ke Atambua - BKIPM KKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hadir di perbatasan Indonesia ni Sobat AgriVisi. Salah satunya melalui peran quality assurance (QA), Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil meningkatkan perekonomian warga melalui ekspor perdana ikan hias.

 

“Alhamdulillah, setelah kita dampingi dari sisi QA, pelaku usaha di pinggiran atau perbatasan juga bisa menjadi pemain ekspor,” kata Kepala BKIPM Kupang, Ridwan di kantornya, Kamis (20/10/2022).

 

Ridwan melepas 1.415 ekor ekspor ikan hias senilai USD790,5 di pos lintas batas (PLBN) Mota’ain, Atambua. Ia juga menegaskan bahwa pelaku usaha yang lain juga bisa melakukan hal serupa.

 

Apalagi, saat ini sinergi Bea Cukai dengan BKIPM dan para pemangku kepentingan di PLBN semakin kuat. Dia menjamin pengurusan izin ekspor dari NTT bersifat gratis dan mudah.

 

“Semoga bapak/ibu yang lain termotivasi, karena sistem perizinan sudah dipermudah untuk membangkitkan ekspor melalui tidak dipungut biaya perizinan. Semakin besar devisa makin besar pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat umumnya,” harapnya.

 

Sobat AgriVisi, Ridwan pun menyontohkan Dream Aquarium, UMKM yang melakukan ekspor perdana ikan hias ke Timor Leste pada Selasa 18 Oktober 2022. Sebelum menembus pasar internasional, mereka dibimbing selama 3 bulan hingga mengantongi Sertifikat Instalasi Karantina Ikan dan Sertifikat Penerapan Biosekuriti atau cara karantina ikan yang baik (CKIB).

 

Alhasil, ikan hias jenis kan koi, komet, koki, zebra, manfish, guppy, Sumatra, moli, cupang, dan Green tetra kini memiliki pangsa pasar ke negara tetangga. “Dari kami ada bimbingan sisi QA dan dari Bea Cukai bimbingan klinik ekspor terutama terkait perizinannya,” turutnya.

 

Di tempat yang sama, pemilik Dream Aquarium, Yohanes Sebastian mengapresiasi kinerja BKIPM dan Bea Cukai hingga dia bisa ekspor perdana ikan hias ke Dili, Timor Leste. Berdasarkan pengalaman ini, Yohanes mengaku semakin semangat untuk menjaga sekaligus meningkatkan ekspor ikan hias dari waktu ke waktu secara berkelanjutan.

 

“Meskipun kendala keterbatasan modal, ekspor perdana ini dapat mendorong devisa negara khususnya pendapatan daerah wilayah kabupaten Belu,” ujar Yohanes.

 

Sobat AgriVisi, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, unit pelaksana teknis (UPT) KKP merupakan representasi negara, khususnya KKP di daerah. Karena itu, Trenggono meminta agar UPT bisa berkontribusi positif bagi perekonomian masyarakat setempat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here