Menyusul jejak keberhasilan tambak udang di Aceh Timur, NAD, tambak klaster percontohan budidaya udang vaname di Kabupaten Aceh Tamiang sukses melakukan panen parsial perdana sebanyak 4 ton pada Jumat (18/2/2022).
Klaster percontohan ini dikelola oleh salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB), yaitu Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee.
Menurut TB Haeru Rahayu, Dirjen Perikanan Budidaya, tahun ini KKP terus melakukan akselerasi melalui dua program terobosan pada subsektor perikanan budidaya. Yaitu, pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor dan pembangunan kampung perikanan budidaya, salah satunya di Aceh Tamiang.
Melalui program terobosan, lanjutnya, pada 2024 KKP menargetkan dapat memproduksi udang sebanyak 2 juta ton. Untuk mengejar target tersebut, DJPB melalui UPT akan terus bersinergi dengan kementerian/lembaga lainnya serta pemerintah daerah dengan melakukan berbagai macam akselerasi.
Klaster tambak vaname di Aceh Tamiang ini, Tebe menuturkan, KKP menggandeng Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2021 dengan merevitalisasi tambak udang yang sebelumnya terbengkalai. Kesepakatan dijalin melalui untuk meningkatkan produksi udang nasional dengan tetap memperhatikan pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya yang berkelanjutan.
“Sekarang kita bisa menuai hasilnya, harapannya ke depan hasil panennya bisa selalu bagus,” tuturnya dalam keterangan resmi (27/2).
Tebe meyakini, intensifikasi atau memutakhirkan penggunaan teknologi intensif dapat melesatkan produktivitas tambak udang yang ada di berbagai daerah. Ia pun cukup puas dengan pembangunan Klaster Tambak Udang Vaname Berkelanjutan di Aceh Tamiang.
Kepala BPBAP Ujung Batee, M. Tahang menjelaskan, panen parsial pertama di tambak Aceh Tamiang memberikan hasil yang bagus. Ia berharap subsektor perikanan budidaya, khususnya udang, mampu menjadi motor penggerak ekonomi di Aceh.
“Dengan keberhasilan ini, harapannya dapat memicu dan menjadikan animo masyarakat Aceh dan sekitarnya agar terus berbudidaya udang vaname. Dan yang sudah memulai lebih dulu bisa lebih mandiri dalam melakukan usaha budidaya tambak udang,” ujarnya.
Tajriansyah, Ketua Kelompok Mina Jaya Tamiang menyebutkan, panen perdana membutuhkan waktu pemeliharaan 60 hari. Size udang yang diperoleh 92-134 dengan total panen mencapai sekitar 4 ton dan pendapatan sekitar Rp160 juta.
“Hasilnya sangat memuaskan sedangkan untuk pemasaran hasil panen di Aceh Tamiang juga mudah. Hasil panen langsung dijual kepada pembeli udang kemudian dibawa ke Provinsi Sumatera Utara,” tandasnya semringah.