Tahun 2022 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan 130 kampung budidaya berbasis kearifan lokal. Salah satunya, di Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai kampung perikanan budidaya kakap putih. Tepatnya di Desa Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

 

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, Kepulauan Meranti menjadi salah satu wilayah yang berpotensi untuk membudidayakan ikan laut. Potensi luas lautnya untuk budidaya perikanan sebesar 1.350 hektar dengan kualitas air yang cocok untuk budidaya komoditas kakap putih.

 

“Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki salinitas atau kadar garam yang terlarut dalam air berada di angka 24-25 ppt dan itu merupakan perairan yang cocok untuk habitat kakap putih,” ujar Tebe, panggilan akrabnya.

 

Selain perairan yang baik, pembudidaya juga didukung dengan pakan murah. Di Kepulauan Meranti, ikan rucah untuk pakan kakap putih hanya dibanderol Rp1.500-Rp2.000 per kg.

 

Jika nilai konversi pakan (FCR) 7 – 8, kata Dirjen, kebutuhan pakannya tidak sampai Rp20 ribu. Dan itu artinya sangat murah.

 

“Dengan harga jual mencapai Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kg, saya kira margin yang akan didapat para pembudidaya sangat besar. Dan saya kira ini sangat layak sekali untuk dikembangkan,” urainya.

 

Terbukti, dengan keberhasilan pembudidaya ikan kakap putih binaan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam yang telah melakukan panen kakap putih sebanyak 20 ton pada awal Maret lalu.

 

Kepulauan Meranti menjadi kawasan yang tepat untuk mengembangkan kakap putih sebab lokasinya strategis. Kabupaten ini menjadi daerah persinggahan dari Riau daratan ke Riau lautan (kepulauan) sehingga kawasan tersebut menjadi lokasi transit bagi masyarakat.

 

Selain itu, Kepulauan Meranti dekat dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura sehingga menjadi nilai tambah. Kedua negara tersebut merupakan negara tujuan ekspor ikan Indonesia.

 

“Hal tersebut tentu tidak lepas dari program BPBL Batam dalam melakukan pendampingan dan pembinaan serta kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha,” tukas Tebe.

 

BPBL Batam telah membangun kerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau sejak 2019.

 

Melalui program Sekawan Logik yang dikembangkan BPBL Batam, menjadi solusi guna memenuhi ketersediaan benih bermutu bagi pembudidaya ikan di sentra produksi dengan harga terjangkau serta mengatasi mahalnya ongkos kirim karena jauhnya lokasi sentra pembenihan dengan produksi pembesaran.

 

“Saya berharap melalui Sekawan Logik, BPBL Batam mampu mendorong tercipta sistem logistik benih yang efektif dan efisien,” tambah Tebe.

 

Potensi budidaya kakap putih di Kepulauan Meranti memang bukan isapan jempol. Pembudidaya yang sukses memanen kakap putih mengaku sangat bermanfaat. Bahkan, hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hingga menyekolahkan anak.

 

Ketua Pokdakan Sekayuh, Mahzumi mengatakan, dengan program Sekawan Logik dan didukung pakan yang melimpah serta air yang cocok untuk pertumbuhan ikan kakap putih, optimis kampung perikanan budidaya di wilayahnya bisa berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here