Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dan termakan isu tentang kekurangan daging sapi.
“Stok kita masih aman hingga nanti Lebaran,” ucapnya di sela-sela kunjungannya ke PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM) di Tangerang, Banten, Rabu (02/03) untuk memastikan ketersediaan sapi siap potong untuk masyarakat aman dan tercukupi.
TUM merupakan salah satu perusahaan peternakan yang fokus menggemukkan sapi dari jenis Brahman yang didatangkan dari Australia. Dengan melihat ketersediaan sapi di dua tempat tersebut, SYL yakin bahwa ketersediaan sapi siap potong cukup.
“Kita punya kesiapan di sini 8.016 ekor dan menjadi faktualisasi data yang kita laporkan kepada Bapak Presiden. Secara keseluruhan tidak ada masalah dengan ketersediaan sapi siap potong. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik termakan isu yang tidak benar,” katanya.
Menurut SYL, keberadaan sapi di TUM sama seperti yang dilaporkan ke Kementan setiap periodiknya. “Ketersediaan sapi-sapi di PT TUM dan feedloter lainnya ini kita yakin dapat menyuplai kebutuhan sapi siap potong untuk wilayah Jabodetabek aman,” imbuhnya.
Dinamika harga yang terjadi saat ini, ulasnya, dipengaruhi adanya fluktuasi harga internasional. “Tetapi kita berharap tidak ada yang panik karena sebenarnya ketersediaan stok kita cukup untuk itu,” tegas SYL.
Berdasarkan data per 2 Maret 2022 hasil pendataan dan verifikasi faktual, ketersediaan daging sapi/kerbau bulan Maret – Mei 2022 sebanyak 234.091,2 ton. Sedangkan, kebutuhan sebesar 202.937,8 ton sehingga masih ada surplus daging sapi/kerbau 31.153,4 ton.
Ia menyebutkan, komposisi ketersediaan daging tersebut terdiri dari 3 sumber. Pertama, produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 445.884 ekor atau setara daging 80.268,0 ton. Kedua, total sapi bakalan impor siap potong pada Maret-Mei sebanyak 143.464 ekor atau setara daging 27.500,6 ton. Ketiga, daging sapi/kerbau beku impor sebanyak 95.114,8 ton.
Validasi data prognosa ketersediaan dan kebutuhan daging sapi/kerbau ini secara periodik dibahas bersama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya serta assosiasi peternakan. SYL menambahkan, sentra-sentra sumber produksi sapi yang dihitung saat ini baru dari 10 sentra produksi di Indonesia.
“Ketersediaan sapi/kerbau lokal sudah ada tersedia by name by address pada 10 provinsi sentra sapi/kerbau lokal. Kami siap membantu menghubungkan antara pemotong, pedagang, BUMN, dan BUMD dengan sumber sapi/kerbau lokal by name by address untuk melakukan pembelian sapi/kerbau lokal,” ucapnya.
Bahkan jika ada permasalahan untuk pembayaran secara tunai, pemerintah telah memberikan bantuan fasilitasi permodalan berupa skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembelian sapi/kerbau lokal yang siap potong di peternak atau kelompok ternak.
“Untuk itu, kita minta para pemotong dan pedagang daging sapi agar tetap berjualan karena stok sapi siap potong sampai lebaran insyaallah aman,” tuturnya.
Tri Nugrahwanto, Supply Chain Manager TUM menyampaikan, populasi sapi di tempatnya saat ini ada 8.016 ekor dengan sapi siap potong untuk Maret 2022 sebanyak 2.500 ekor dan untuk April 2.500 ekor, serta Mei 3.000 ekor.
Untuk menambah populasi sapi, TUM berencana mengimpor 3.000 ekor sapi dengan kontrak yang terlah dilakukan sebanyak 1.900 ekor dan diprekirakan akan tiba (ETA) pada 21 Maret 2022). Menyusul, impor di April dan Mei sejumlah 3.000 ekor dan 2.500 ekor.