Tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pembangunan 10 kelembagaan Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah potensial penghasil perikanan di seluruh Indonesia.

 

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengatakan, pelaksanaan kegiatan SRG tahun 2022 akan diperluas dengan fokus quick win pada triwulan I di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.

 

“Kita dorong pengembangan Sistem Resi Gudang Ikan di Jawa Tengah untuk stabilisasi harga ikan,” ujarnya saat Sosialisasi dan Inisiasi Kelembagaan SRG Ikan di Pati, Jawa Tengah.

 

Artati memastikan, KKP bersama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan akan komitmen mengawal SRG. Pasalnya, pengembangan SRG diperlukan untuk menjawab kebutuhan pelaku perikanan, khususnya nelayan, akibat volatilitas harga komoditas.

 

Terlebih, ketersediaan ikan laut yang didaratkan berfluktuasi tergantung faktor alam maupun faktor manusia. “Keterlimpahan hasil tangkapan ketika musim ikan menyebabkan harga jatuh sehingga akan disimpan di dalam gudang beku selama waktu tertentu hingga harga stabil,” terangnya.

 

Melalui mekanisme SRG, kebutuhan modal usaha nelayan saat masa musim tersebut dapat diatasi dengan cara menjaminkan ikan yang diterbitkan resi gudang kepada lembaga pembiayaan dengan bunga yang kompetitif.

 

“Selain stabilitas harga, pengembangan SRG ikan di Jawa Tengah ini juga menjadi bagian dari Sistem Logistik Ikan Nasional di sepanjang rantai pasok di koridor logistik,” tutup Artati.

SRG tahun 2022 akan diperluas pada triwulan I di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara – KKP

Pelaku usaha cukup antusias terhadap kegiatan ini karena SRG diharapkan dapat dilaksanakan bertepatan dengan jadwal pendaratan kapal ikan yang berasal dari wilayah Timur. Terutama, dari WPP 715 dan 718 sekitar April. Setelahnya, aktivitas melaut akan berkurang selama lebaran.

 

Untuk percepatan pelaksanaan SRG, pelaku usaha berharap pemerintah membantu kemudahan proses kelembagaan SRG sehingga dapat segera diimplementasikan.

 

Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti, Kementerian Perdagangan, Widiastuti menyampaikan, sosialisasi SRG merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan pengelola gudang SRG yang profesional dan berkompeten dalam komoditas ikan. Peran serta pengusaha perikanan yang memiliki gudang beku sangatlah diharapkan.

 

Hingga tahun 2021 ada 12 resi gudang komoditas ikan telah diterbitkan di Sidoarjo, Benoa, Natuna, Tegal dan Probolinggo. Volume barang yang diresigudangkan sebesar 370,5 ton dengan nilai Rp6.294.912.300 dan pembiayaan sebesar Rp2.207.573.490.

 

Melalui SRG, nelayan atau pembudidaya ikan tidak hanya meningkatkan posisi tawar sebagai produsen. Namun, juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi pedagang/eksportir, usaha pabrikan/industri bahan baku, usaha pergudangan, lembaga keuangan, dan pemerintah.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here